Anggota Kelompok
1. Titin
Erma Nur Farida (13515076)
2. Triyanti
Agustina (13515077)
3. Wahyuni
Feronika Uto (13515079)
4. Windy
Amelia Putri (13515080)
bakteri yang digunakan pada produk
pangan yaitu salmonella sp.
1.
Bagaimana gambaran umum ?
Salmonella
sp. Merupakan
bakteri fakultatif yang mempunyai sifat gram negative, berbentuk batang dan
mempunyai flagel perithrik untuk bergerak. Panjang 1,0 sampai 3,0 µm. salmonella sp akan menghasilkan batang
berwarna merah muda pada pewarnaan gram pada pemeriksaan mikroskopis. Salmonella sp. Mudah tumbuh pada media yang sederhana dan hampir tidak
pernah mempermentasikan laktosa atau sukrosa serta membentuk asam dan kadang
menghasilkan gas dari glukosa dan manosa. Salmonella
sp. Tumbuh pada susunan aerob dan fakultatif anaeob pada suhu 15-41 °C
dengan suhu pertumbuhan optimum 37,5 °C
sebagian besar menghasilkan H2S. pada awalnya
genus Salmonella sp. Diklasifisikan berdasarkan epidemiologi, reaksi
kimia, dan struktur dari antigen O, H, dan Fi. Salmonella sp. Merupakan bakteri yang pathogen terhadap manusia dan
tidak ditemukan pada hewan.
Taksonomi
Salmonella sp.
·
Kingdom :
bacteria
·
Divisi : proteobacteria
·
Kelas :
gamma proteobacteria
·
Ordo :
enterobacteriales
·
Family :
enterobacteriaceae
·
Genus :
salmonella
·
Spesies :
salmonella thypi , salmonella paratyphi
A, salmonella thyphimurium, salmonella cholerasuis, salmonella enteriditis.
2. Penyakit apa yang disebabkan dan bagaimana patogenesisnya?
Penyakit
yang disebabkan Salmonella sp. demam
enteric . peradangan usus. Dan penyakit sistemik (menyebabkan demam
paratyphoid) serta enterocolitis .
Patogenesisnya Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri S.typhi. penyakit ini khusus menyerang manusia. Bakteri ini ditularkan melalui makanandan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari seseorang pengidap atau penderita demam typoid. Bakteri S.typhi masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh akan berusaha untuk mengemilisasinya. Tetapi bila bakteri dapat bertahan dalam jumlah cukup banyak, maka bakteri akan berhasil mencapai usus halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang sel darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merangsang terjadinya gejala demam, perasaan lemah, sakit kepala, sakit perut, gangguan buang air besar serta gejala lainnya.
Patogenesisnya Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri S.typhi. penyakit ini khusus menyerang manusia. Bakteri ini ditularkan melalui makanandan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari seseorang pengidap atau penderita demam typoid. Bakteri S.typhi masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh akan berusaha untuk mengemilisasinya. Tetapi bila bakteri dapat bertahan dalam jumlah cukup banyak, maka bakteri akan berhasil mencapai usus halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang sel darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merangsang terjadinya gejala demam, perasaan lemah, sakit kepala, sakit perut, gangguan buang air besar serta gejala lainnya.
Gejala
klinik penyakit ini adalah demam tinggi pada minggu ke 2 dan ke 3, biasanya
dalam minggu ke 4 gejala tersebut telah hilang, meskipun
kadang-kadang bertambah lama. Gejala yang lan sering ditemukan adalah
anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit kepala, batuk, bradikardia dan
konstipasi. Selain itu dapat dijumpai
adanya pembesaran hati dan limpa, bintik rose sekitar umbilicus yang kemudian
diikuti terjadinya ulserasi pada peyer
patches pada daerah ilium, yang kemudian diikuti terjadinya pendarahan
karena terjadinya perforasi. Masa inkubasi demam tipoid umumnya 1-3 minggu,
tetapi bias lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih lama sampai dengan 3 bulan,
waktu inkubasi sangat tergantung pada
kuantitas bakteri dan host factor serta karakteristik strain bakteri yang
mengidentifikasi. Dosis infeksi klinik atau sub klinik. Pada manusia S.typhi dapat menimbulkan demam enterik, bakterimia
dengan lesi local dan enterokolitis. Untuk diagnosis laboratorium antara lain
dengan cara bakteriologik, serologi dan molkuler. Polymerase chain reaction
(PCR) menggunakan satu pasang primer gen flagelin dapat digunakan untuk
identifikasi kebeadaan S.typhi di dalam darah, urin, dan feses,
sumsum tulang belakang.
3. Bagaimana cara kontaminasinya ?
Penyebaran
dari bakteri Salmonella sp. melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Makanan dan
minuman yang membawa bakteri tersebut masuk kedalam mulut kemudian melewati
saluran pencernaan dan akan sampai ke usus, setelah memasuki dinding usus
kecil, Salmonella sp. mulai melakukan
penyerangan melalui system limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri
berkembangbiak dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ
yang telah terinfeksi inilah mereka terus menyerang aliran darah yang
menyebabkan bacteremia skunder. Bacteremia skunder ini bertanggung jawab
sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis.
4. Apa media kultur untuk deteksi ?
Metode
yang digunakan untuk mendeteksi dan isolasi dari bahan makanan dapat menggunkan
beberapa rujukan yaitu berdasarkan the U.S Food and drug administrator’s (FDA),
bacteriological analiytical manual (BAM),
The U.S departemen of agriculture ‘s (USDA) microbiology labolatory guidebook dan
internasional organization for standardization(ISO) salmonella method ISO
6579:2002.
Media selektif yang digunakan yaitu selenith cysteine, tetrathionate broth, dan Rappaport vassiliadis, salmonella-shigella (SS) agar, hektoen enteric agar, XLD agar. Media SSA mengandung bile salts, brilliant green dan sodium sitrat yang berfungsi menghambat pertumbuhan gram positif dan beberapa bakteri yang memfermentasi laktosa.
Media
diferensial berisi lactose dengan indicator PH , namun tidak mengandug inhibitor
non salmonella. Media diferensial adalah EMB (eosin methylene blue), MacConkey
agar dan medium deoxycholate serta menghasilkan H2S.
5. Bagaimana cara mencegah kontaminasi ?
Pencegahan
cemaran salmonella pada pangan dapat
dilakukan dengan mengontrol sanitasi dan hygiene pada pengolahan. Penurunan suhu
penyimpanan beku dan penambahan waktu memasak beberapa menit dapat mengurangi
resiko cemaran salmonella.
Penurunan cemaran salmonella pada pangan dapat dilakukan secara biologi , fisik (sterilisasi dengan panas, radiasi dan filter), dan kimia. Penurunan cemaran salmonella pada pangan secara biologi yakni dengan mnggunakan bakteriofage. Perubahan suhu dari 37°C ke 50°C dan 60°C mematikan salmonella.
Daftar pustaka
anjung, u. m. (2016). identifikasi cemaran
salmonella sp dan isolasi bakteriofage sebagai biokontrol dalam penanganan
pasca panen udang vannamei . bandar lampung: fakultas pertanian
universitas lampung.
yuswananda, n. p.
(2015). identifikasi bakteri salmonella sp. pada maknan jajanan di masjid
fathullah ciputat. jakarta: universitas islam negeri syarif
hidayatullah.